Fungsi darah dalam setiap tubuh manusia
berfungsi sebagai alat yang mengirimkan oksigen dan nutrisi pada pada seluruh
tubuh. Jika darah yang ada di dalam tubuh mengental, maka semua aliran oksigen
dan nutrisi dalam tubuh akan terganggu. Sehingga dapat menyebabkan gangguan
seperti ginjal, penyumbatan paru-paru, migren, serangan pada jantung,
penyumbatan paru-paru, stroke, bahkan terjadinya keguguran pada ibu yang sedang
hamil. Pengetalan darah juga dikenal sebagai sindrom ACA atau Antibodi
Anticardiolipin) sangat berakibat buruk terhadap kesehatan janin dan juga bisa
menyebabkan keguguran secara berulang.
Namun sangat disayangkan kondisi tersebut
lambat untuk diketahui dan biasanya terdeteksi penyakit yang lain. Ketika
pengentalan darah terjadi pada ibu hamil, lapisan plasenta dapat mengakibatkan
terbentuknya gumpalan darah baku, sehingga terjadi kerusakan jaringan pada
plasenta atau nekrosis. Selain dari itu, ACA sangat berkaitan dengan tingginya
resiko terhadap gangguan pembekuan darah, tersumbatnya pembuluh darah pada
nadi, kekurangan trombosit, dan keguguran yang berulang-ulang. Ibu hamil yang
mengalami pengentalan darah biasanya memiliki riwayat dan gejala klinis seperti
:
1. Terjadinya
kematian pada janin yang diakibatkan keguguran secara berulang atau lebih dari
3 kali tanpa penyebab yang jelas di usia kandungan 10 bulan atau kurang.
2. Terjadinya
penyumbatan di pembuluh darah nadi ataupun pembuluh darh balik, stroke, juga
terganggunya fungsi pada pembuluh darah nadi yang penyebabnya tidak diketahui
secara pasti.
3. Terjadi
gangguan di dalam darah seperti anemia, leukopenia yaitu kekurangan darah putih
dam terjadi pembekuan darah.
4. Terjadinya
kelahiran bayi prematur saat usia kandungan belum memasuki 34 minggu yang
diakibatkan oleh keracunan kehamilan atau preeklampsia berat / eklampsia.
5. Setelah
melakukan pemeriksaan di laboratorium darah, ternyata ditemuknnya kadar ACA di
dalam darah.
Penanganan terhadap kasus ACA saat kehamilan
memiliki tujuan supaya bayi bisa lahir dengan selamat, mencegah preekslampsia,
mencegah terjadinya resiko pertumbuhan yang terhambat, mencegah terjadinya
resiko perawatan secara intensif dan kelahiran secara operasi caesar, mencegah
kematian pada janin intrauterin, serta yang paling penting untuk keselamatan
jiwa sang ibu. Agar tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut, maka sangat
diperlukan pemeriksaan secara rutin pada saat kehamilan memasuki trimester
pertama dan juga kedua. Kemudian lakukan pemeriksaan setiap 2 kali dalam
seminggu bahkan 1 kali dalam satu minggu saat usia kehamilan menginjak 32-34
minggu.
Dengan melakukan pemeriksaan yang cukup rutin,
maka sangat diharapkan kandungan ibu bisa berjalan sehat serta selamat. Setelah
ibu mengetahui bahwa anda positif terkena ACA, selain memriksakannya pada
dokter spesialist kandungan, ibu hamil juga perlu memeriksakan tubuh anda
secara teratur pada dokter spesialist bagian dalam agar tetap memantau kondisi
pada darah. Setidaknya lakukan pemeriksaan 2 kali lebih rutin dari pada
biasanya pada kehamilan normal. Ibu hamil yang telah terpapar ACA ini harus
segera menjalani tes laboratorium sebanyak 1 kali dalam 1 minggu. Dari hasil
yangdi dapat, dokter yang menangani anda akan mengetahui berapa kadar antibodi
anticardiolopi pada pasien dan juga dokter akan memberikan obat.
Semakin tinggi tingkatan kadarnya, semakin
besar juga resiko keguguran yang akan terjadi pada kehamilan ibu. Jika kadar
antibodi anticardiolipin anda tetap meningkat maka pemberian obat dibarengi
oleh suntikan heparin/ fraksiparin ataupun sejenis suntikan lainnya yang bisa
dilakukan setiap hari. Obat yang disuntikan tersebut tidak bertujuan menurunkan
antibodi anticardiolipi, namun untuk tetap menjaga supaya antibodi tidak
menjadikan trombosis atau pengentalan darah.
Sumber : Pengentalan Darah Penyebab Keguguran
- Bidanku.com
http://bidanku.com/pengentalan-darah-penyebab-keguguran#ixzz43KVj0D1h